Porang yang sebelumnya dianggap gulma sebenarnya memiliki potensi bisnis yang cukup besar, hanya saja banyak masyarakat yang belum mengenal tentang umbi porang ini, http://niskalafarm.blogspot.com/2014/09/porang-umbi-konjak.html, disamping itu ada beberapa alasan masyarakat di sebagian daerah sulawesi selatan yang enggan bahkan sama sekali tidak mau melirik sumber daya alam ini, padahal tanaman sisa peninggalan jepang masa penjajahan, sangat besar potensi bisnisnya.
Alasan Masyarakat.
- Menganggap tanaman Porang sebagai Gulma pengganggu tanaman utama
- Dianggap berbahaya karena getah pada batang atau umbinya terasa gatal jika terkena kulit.
- Peran negatif para pencari umbi porang (pembeli).
Add caption |
- Membeli dengan harga murah.sebelum investor datang porang dihargai Rp. 100/ kg padahal harga standar dari petani waktu itu Rp. 700 sekarang Rp. 1500 s/d 2000
- Permainan timbangan, artinya timbangan di stel sehingga yang mesttinya 100kg dalam timbangannya menjadi 60 kg bahkan bisa lebih extrim.
- tidak ada nilai moral untuk sosialisasi budidaya pada masyarakat.
- Mafia-mafia buyer. Contoh, di lokasi 1 yang biasa buyer A beroperasi, buyer A membeli dengan harga Rp. 100 (sample harga nomal dari petani 700) sementara buyer A mencoba mengacaukkan lokasi 5, 6 wilayah buyer B atau C dengan hanya sekali saja membeli seharga Rp. 1000. tujuannya hanya mengacaukan saja pasar lokasi lain, harapan mereka supaya kompetitor lain tidak mendapatkkan barang. hal tersebut berdampak negatif terhadap petani. akibatnya petani lokasi 5 yang sudah menumpuk hasil panen porang tidak mau menjual kepada buyer B, atau C (mau menjual pada buyer A dengan harga Rp. 1000). Padahal kedatangan buyer A pada lokasi 5 hanya sekali saja ketika selanjutnya petani lokasi A sudah mengumpulkan hasil panen buyer A pun tak pernah kunjung datangg. akibatnya barang menjadi busuk dan selanjutnya hilang sama sekali kepercayaan petani porang terhadap buyer manapun.
Padahal jika peran petani dan peran pebisnis berjalan sesuai aturan, tentu saja menjadi peluang menjajikan baik untuk petani ataupun para pebisnis.
Prospek Petani
skala per Ha.
Porang yang ditanam sebesar telur ayam alokasi 20/kg.
Jika porang ditanam dengan jarak 50 cm x 50 cm maka dalam 1 Ha terdapat 40.000 - 30%. 70% alokasi tanah yang bisa ditanami. 30 % alokasi tanah untuk tanaman pelindung misal kopi, coklat atau kayu.
Maka 40.000 - 30% ( 28.000 pohon)
Porang yang ditanam dengan baik dilakukan pemupukan dan penyiangan gulam bisa mencapai maksimum 8 kg (hasil research penulis), tapi kita ambil rata rata minimum seberat 1,5 kg per umbi hasil panen maka hasil panen yang didapat seberat 42 Ton 42.000 kg.
Perhitungan Biaya :
skala per Ha.
Porang yang ditanam sebesar telur ayam alokasi 20/kg.
Jika porang ditanam dengan jarak 50 cm x 50 cm maka dalam 1 Ha terdapat 40.000 - 30%. 70% alokasi tanah yang bisa ditanami. 30 % alokasi tanah untuk tanaman pelindung misal kopi, coklat atau kayu.
Maka 40.000 - 30% ( 28.000 pohon)
Porang yang ditanam dengan baik dilakukan pemupukan dan penyiangan gulam bisa mencapai maksimum 8 kg (hasil research penulis), tapi kita ambil rata rata minimum seberat 1,5 kg per umbi hasil panen maka hasil panen yang didapat seberat 42 Ton 42.000 kg.
Perhitungan Biaya :
1. Modal bibit dan perawatan.
- Bibiit. 1400 kg x Rp. 2000 = Rp.4.200.000
- Pengolahan Lahan. Membuat bedeng atau lubang tanam. 24 HOK x Rp. 40.000 =Rp. 960.000
- Penanaman 8 HOK x Rp. 40.000 = Rp. 320.000
- Penyiangan dan pemupukan 2 minggu setelah penanaman 15 HOK x Rp. 40.000 = Rp. 600.000
- Penyiangan dan pemupukan 30 hari setelah penanaman 15HOK x Rp. 40.000 = Rp. 600.000
- Penyiangan dan pemupukan 60 hari setelah penanamna 15HOK x Rp. 40.000 = Rp. 600.000
Total biaya penenaman dan perawatan = Rp. 7280.000
Total biaya penenaman dan perawatan = Rp. 7280.000
2. Biaya Pupuk
- 2 Karung NPK/Ponska x R. 120.000 = Rp. 240.000
- 2 karung Urea x Rp. 240.000
- Pupuk organik semprot Rp.400.000
Total anggarran pupuk Rp. 880.000
3. Biaya Panen dan pengangkutan
Panen 20 HOK x Rp. 40.000 = Rp. 800.000
Pengangkutan 30 HOK x Rp. 40.000 = Rp.1.200.000
total Rp. 2.000.000
- Pupuk organik semprot Rp.400.000
Total anggarran pupuk Rp. 880.000
3. Biaya Panen dan pengangkutan
Panen 20 HOK x Rp. 40.000 = Rp. 800.000
Pengangkutan 30 HOK x Rp. 40.000 = Rp.1.200.000
total Rp. 2.000.000
Jadi Total anggaran keseluruhan adalah Rp. 7.280.000+ Rp. 880.000 + Rp. 2.000.000 = Rp. 10.160.000
Perhitungan penghasilan
Jika hasil panen sebanyak 42 ton atau 42.000 kg xRp. 1500 = Rp. 63.000.000
dikurangi biaya penanaman sebbesar Rp. 10.160.000
Maka Rp. 63.000.000 - Rp. 10.160.000 = Rp. 52.400.000
Perhitungan penghasilan
Jika hasil panen sebanyak 42 ton atau 42.000 kg xRp. 1500 = Rp. 63.000.000
dikurangi biaya penanaman sebbesar Rp. 10.160.000
Maka Rp. 63.000.000 - Rp. 10.160.000 = Rp. 52.400.000
" Kaya orang lagi jualan pake kata tunggu apalagi biar orang orang pesen heheheh"
NB. biaya pupuk dan HOK relatif, tergantung lokasi tempat penanaman.
Prospek Pebisnis Pengolah :
edited...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar