Bisnis Porang/ Umbi Konjjak/ Tire, bisa sangat menjajikan. Akan tetapi sebaiknya yang ingin berbisnis Porang sebaiknya lebih jeli dan lebih berhati-hati, salah salah berharap keuntungan yang besar malah berujung sebaliknya. Sebelum artikel ini berlanjut membahas cara pengeringan kita simak dulu beberapa informasi demi kelancaran berbisnis porang. yang harus diwaspadai ketika anda memulai berbisnis porang adalah :
- Jangan mudah terjebak ketika rekan bisnis anda berbicara bahwa pengolahan porang Cukup sederhana. karena faktanya banyak pengusaha yang jatuh karena salah pengolahan. Berikut Proses yang kurang tepat mengolah umbi porang menjadi chip atau gaplek :
- Porang disimpan terlalu lama. Artinya rentan waktu dari panen sampai proses memili rentan waktu terlalu lama. padahal untuk mendapatkkan hasil yang bagus porang harus sudah dapat diproses pada maksimum 7 hari setellah dipanen.
- Proses pencucian manual. Ada dua macam proses pencucian manual yang penulis ketahui. Pertama adalah porang dicuci satu-persatu dibawah air pancuran dengan menggunakan sikat. Kedua, porang disemprot satu persatu dengan air menggunakan kompresor air. pada dua tipe pencucian manual ini yang perlu dihindaari adalah cara pertama yaitu porang dicuci dibawah selang atau pancuran satu-satu dengan disikat. pertanyaannya kenapa cara ini harus dihindari? bisa dibayangkan, bisa dikalkulasi berapa biaya untuk gajih orang mencuci dengan cara ini berbanding dengan porang bersih hasil cucian. padahal idealnya cost produksi untuk tiap kg porang adalah (Rp. 40.000/1000kg) = Rp.40/kg. Porang yang sudah dicuci sebelum diiris dapat disimpan paling lama 1x 24 jam.
- Proses pengirisan atau Slicing. hindari juga proses pengirisan manual. Alasanya jelas, tetap bisa anda kalkulasi untuk cost Slicing dengan hasilnya. usahakan menggunakan mesin atau slecer . Banyak sekali kasus diitemukan, guna menekan cost produksi, porang hasill panen langsung diiris tanpa melalui proses pencucian. hal ini jelas harus dihindari. kotoran yang menempel pada porang gelondongan (sebelum diiris) akan menyebar pada hasil irisan porang yang justru akan memicu mulculnya abkteri dan jamur lebih cepat.
- Proses pengeringan dengan dijemur. Porang yang dikeringkan dengan cara dijemur, sekilas tampak lebih menguntungkan, proses ini hanya membutuhkan cahaya matahari sebagai energi. tapi mari kita kalkulasi. jika dalam satu rak penjemuran berukuran 1 m x 2 m berisi 2 kg porang, berapa lahan yang dibutuhkan untuk dapat menjemur 1000 kg?. Ok, itu hari pertama penjemuran. jika dijemur, porang katanya ( penulis menghindari teknik menjemur ) dapat kering selama 5 hari. Jadi jika setiap hari ingin mengeringkan umbi porang berapa total lahan yang diperlukan......?. kemudian berapa orang pekerja yang harus turun tangan untuk menjemur dan mengangkat jemuran setiap hari belum ditambah jika hujan mendadak atau ada sapi pekerja yang tiba tiba sakit perut.../ nah lho gimana...? plus hasil penjemuran yang berjamur. porang yang berjamur dihargai kuurang dari 1/2 harga normal porang kering. silahkan dinikmati kerugian anda. dipastikan gulung tikar dengan cara seperti ini.
Edited..................
Baca Informasi lain ------------->
Penulis mengantuk mau tidur dulul, bahaya takut besok heuay terus terus tikosewad ke solokan :-) .
postingan anda tidak bermanfaat
BalasHapus